KAKI KEPALA

Puisi Rino Desanto W.

Kaki Kepala
Kaki di bawah kendali
Mana mungkin kaki membangkang
Mana mungkin kaki menentang
Mana mungkin kaki membantah
Mana mungkin kaki melawan
Kaki di bawah perintah
Kaki akan mematuhi kepala
Kaki akan mengikuti kepala
Kaki akan menuruti kepala
Kaki akan menyertai kepala
Kepala di atas
Kepala boleh menurunkan
Kepala boleh mengistirahatkan
Kepala boleh melengserkan
Kepala boleh memberhentikan
Kepala berwenang
Kepala boleh mengasah taring
Kepala boleh mengepakkan sayap
Kepala boleh menggunakan pengaruh
Kepala boleh menggunakan wibawa
Bila kepala berada di panggung
Kepala boleh unjuk kekuatan
Kepala boleh unjuk kekuasaan
Kaki sebagai pendengar cerita
Kaki sebagai penonton adegan
Kaki sebatas mempertimbangan
Kaki sebatas menimang-nimang
Bila kepala tak memerankan kepala
Kaki boleh meruntuhkan
Kaki boleh merubuhkan
Kaki boleh menggulingkan
Kaki boleh menjatuhkan
Bila kepala tak berkepala
Jangan salahkan kaki mendepak
Jangan salahkan kaki menyepak
Jangan salahkan kaki menerjang
Jangan salahkan kaki menendang
Bila kaki berkepala dua
Boleh jadi kedua kepala akan beradu
Kedua kepala akan saling mengenyahkan
Kedua kepala akan saling melenyapkan
Kedua kepala akan saling memusnahkan
Kedua kepala akan saling membinasakan
Andaikan kaki tanpa kepala
Apa fungsi kaki
Andaikan kepala tanpa kaki
Apa peran kepala
Siapa rela menjadi kaki
Elok menjadi kaki seikhlas kaki
Siapa bangga menjadi kepala
Elok menjadi kepala semanis kepala

BILA TINGGI

Puisi Rino Desanto W.

Bila Tinggi
Benarkah sudah tinggi
Sudah setinggi apa
Benarkah lebih tinggi
Lebih tinggi dari siapa
Bila telah tinggi
Kapan merendah
Bila telah lebih tinggi
Kapan meninggikan
Tinggi untuk apa
Tinggi untuk mengangkat
Tinggi untuk menarik
Tinggi untuk mengerek
Tinggi untuk menaikkan
Tinggi untuk siapa
Mendongkrak siapa terpaku
Melambungkan siapa di bawah
Meninggikan siapa masih rendah
Menguatkan siapa masih lemah
Tinggi bukan sekadar teratas
Tinggi bukan sekadar terbaik
Tinggi bukan sekadar terpilih
Tinggi bukan sekadar tertinggi
Tinggi itu agung
Tinggi itu mulia
Tinggi itu luhung
Tinggi itu bermartabat
Tinggi bukan sebatas terkenal
Tinggi bukan sebatas tersohor
Tinggi bukan sebatas termasyhur
Tinggi bukan sebatas terkemuka
Bila ingin tinggi
Ingin setinggi apa
Ingin setingkat apa
Ingin sekelas apa
Ingin setara apa
Bila ingin tinggi
Hendak menguasai apa
Hendak mengungguli apa
Hendak menggagahi apa
Hendak mengatasi apa
Bila telah tinggi
Menjadi tinggi tak meremehkan
Menjadi tinggi tak menyepelekan
Menjadi tinggi tak mengesampingkan
Menjadi tinggi tak menertawakan
Siapa benar-benar tinggi
Tak merasa rendah
Tak merasa lebih tinggi
Siapa benar-benar tinggi
Anteng saat direndahkan
Tak berlagak saat ditinggikan

MASALAH KECIL

Puisi Rino Desanto W.

Masalah Kecil
Bila hati lapang
Bila pikiran luas
Masalah besar tampak kecil
Bila hati sempit
Bila pikiran buntu
Masalah kecil tampak besar
Bila bisa mengecilkan masalah
Mengapa membesarkan masalah
Bila membesarkan masalah
Masalah akan tampak besar
Bila mengecilkan masalah
Masalah akan tampak kecil
Mengapa enggan melapangkan hati
Mengapa enggan meluaskan pikiran
Mengapa tak mempermudah masalah
Mengapa tak menyederhanakan masalah
Mengapa tak segara menyelesaikan masalah
Bila mengekalkan masalah
Bila melanggengkan masalah
Bila sengaja membiarkan masalah
Masalah akan merembet
Masalah akan melebar
Masalah akan berkepanjangan
Siapa takut masalah
Siapa khawatir akan masalah
Siapa gamang terjadi masalah
Masalah akan tumbuh subur
Masalah akan lama bercokol
Masalah akan lama mendekam
Akankah menahan masalah
Akankah memendam masalah
Akankah menyimpan masalah
Dunia bukan tanpa masalah
Dunia dipenuhi masalah
Dunia berisi banyak masalah
Dunia sesak masalah
Sebelum lahir ada masalah
Setelah lahir bergelimang masalah
Masalah besar tak benar-benar besar
Masalah kecil tak benar-benar kecil
Masalah besar ada di genggaman
Masalah kecil ada di ujung kuku
Masalah ada tetapi tak lebih besar
Masalah ada tetapi tak lebih kecil
Hanya ada masalah
Untuk apa mempermasalahkan
Untuk apa membesar-besarkan masalah

ADA SAAT

Puisi Rino Desanto W.

Ada Saat
Ada saat berhenti
Ada saat menoleh
Ada saat menengok
Ada saat melongok
Bila tiba saatnya menjenguk
Ada saat berpaling
Ada saat melewatkan
Ada saat melepaskan
Bila tiba saatnya melupakan
Ada saat istirahat
Ada saat memulai
Ada saat beranjak
Bila tiba saatnya menenangkan diri
Bila tiba saatnya menyibukkan diri
Ada saat melamun
Ada saat berpikir
Ada saat menerawang
Ada saat bertafakur
Bila tiba saatnya berkhayal
Bila tiba saatnya merenung
Semua ada saatnya
Semua ada masanya
Semua ada batasnya
Putaran akan berulang
Giliran akan tiba
Selagi ada peluang
Selagi ada kesempatan
Selagi ada kelapangan
Semestinya mengisi waktu
Semestinya mengisi musim
Semestinya mengisi hari
Mengisi hari penuh hari
Mengisi hari penuh cinta
Mengarungi hari sepenuh hati
Melintasi masa dengan tawa
Menjalani masa dengan canda
Melampaui masa dengan ceria
Saat sungguh nyata
Saat sungguh nyata saat ini
Saat ini berada antara saat sebelum saat nanti
Saat berada di suatu masa
Saat ini akan hilang
Saat nanti akan datang
Saat ini saat nanti bergandeng
Saat ini saat nanti amat berdekatan
Saat ini saat nanti bukan dipisahkan waktu
Saat ini saat nanti dipisahkan pikiran manusia

MANUSIA LUPA

Puisi Rino Desanto W.

Manusia Lupa
Benarkah
Siapa berbaju putih lebih putih
Siapa berbaju bersih lebih bersih
Siapa berbaju indah lebih indah
Siapa berbaju alim lebih alim
Benarkah
Siapa berbaju kusut lebih kusut
Siapa berbaju robek lebih robek
Siapa berbaju koyak lebih koyak
Siapa berbaju rombeng lebih rombeng
Bisakah
Melambung tapi membenam
Menanjak tapi melandai
Melangit tapi membumi
Meninggi tapi merendah
Bisakah
Bersikap sahaja
Bicara apa adanya
Tampil sederhana
Bergaya sewajarnya
Mengapa masih bergaya
Mengapa masih berpura-pura
Mengapa masih melagak
Mengapa masih berkedok
Tak bisakah
Menampakkan diri tapi biasa
Menampakkan diri tapi polos
Menampakkan diri tapi lugas
Menampakkan diri tapi terbuka
Betapa sulit menjadi manusia
Masih ingin berhias
Masih ingin bersolek
Masih ingin bertingkah
Masih ingin bersandiwara
Hingga manusia buta
Siapa dirinya
Siapa di balik tubuhnya
Siapa momong dirinya
Siapa mengasuh dirinya
Hingga manusia lupa
Hidup untuk apa
Hidup untuk siapa
Mengapa ada kehidupan
Mengapa ada dalam kehidupan
Hingga manusia melayang-layang
Merasa hidup tapi tak benar-benar hidup
Merasa hidup tapi tak lebih hidup

MASIH MANUSIA

Puisi Rino Desanto W.

Masih Manusia
Manusia manusiawi
Masih ingin dipandang
Masih ingin didengar
Masih ingin diperhatikan
Masih ingin dipuji
Masih ingin kaya
Masih ingin seperti raja
Mengapa manusia manusiawi
Mungkin memang amat manusiawi
Manusia menuju manusia
Masih sering berpura-pura
Masih sering berbohong
Masih menyimpan dengki
Masih menyimpan dendam
Masih suka berdalih
Masih suka berkilah
Mengapa manusia menuju manusia
Mungkin perjalanan menuju manusia
Manusia lebih manusia
Bertanya pada diri
Apalah artinya berharta
Apalah artinya berjaya
Apalah artinya juara
Apalah artinya jawara
Setelah kaya mau apa
Setelah unggul mau apa
Setelah tenar mau apa
Setelah terpuji mau apa
Manusia lebih manusia
Bertanya pada diri
Apa lebih berguna
Berguna untuk siapa
Bila berlebih
Kelebihan untuk siapa
Ingin berguna
Berbuat baik untuk siapa
Manusia lebih manusia
Semua untuk siapa
Sedikit berarti bagi diri
Mengapa tak ingin lebih manusia
Mengapa tak berharap lebih manusia
Mengapa mencerca lebih manusia
Mengapa mencemooh lebih manusia
Lebih manusia mengerti kekurangan manusia
Lebih manusia lebih memahami manusia
Lebih manusia melewati tahapan manusia
Lebih manusia lebih paham arah manusia

BALAPAN LIAR (APA DAN MENGAPA)

BALAPAN LIAR (APA DAN MENGAPA)
Oleh: Rino Desanto W.

Berita balapan liar hingga kini masih menghias media dalam negeri. Entah sudah berapa kali pelaku balapan liar diamankan. Entah sudah berapa kali pelaku balapan liar mengulangi aktivitas yang sama di lokasi yang berbeda. Melihat pelaku balapan liar yang masih seputar muka lama, menunjukkan betapa penyelesaian balapan liar belum menyentuh akar masalah. Akar masalahnya sesungguhnya ada pada diri pembalap liar, selain memang juga mesti diakui belum adanya wadah untuk balapan legal. Banyak faktor yang membuat pembalap liar bangga melakukan aktivitas balapan liar, walau berisiko melayangnya jiwa.
Balapan liar tidak hanya dilakukan di jalan umum tetapi juga pada malam hari. Pembalap liar di dominasi kaum muda. Pembalap liar lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, lebih banyak menghabiskan waktunya pada malam hari. Saat keluarganya tertidur pulas, pembalap liar keluar rumah mencari udara malam, begitu pula sebaliknya. Apakah pembalap liar tidak betah di rumah. Mengapa pembalap liar lebih senang hidup di luar rumah. Apakah pembalap liar sengaja menghindari bertemu dengan keluarganya. Mengapa komunikasi dengan keluarga menjadi sebuah siksaan.
Awal menjadi pembalap liar rupanya dimulai dari rumah. Kurangnya perhatian, kurangnya pujian, kurangnya kasih sayang dari keluarga membuat mereka keluar rumah. Mencoba mencari sesuatu yang tidak didapatkan di rumah. Sebuah kebetulan mereka memiliki sarana memadai yang mendukung untuk menjadi pembalap liar. Di luar rumah kebetulan juga ada komunitas yang siap menerima dan siap mengisi kekosongan mereka. Belum lagi adanya beberapa kelompok penjudi yang memanfaatkan pembalap liar sebagai sarana judi dan menjadikan pembalap liar merasa tersanjung.
Lengkap sudah, di luar rumah mereka memperoleh pengakuan diri, memperoleh sesuatu yang tidak didapatkan di rumah. Menurut kami akar masalahnya ada pada keinginan mereka untuk memperoleh perhatian dan pengakuan diri. Masalah kenakalan remaja, tidak adanya sirkuit balap motor di sudut kota, dan lainnya hanyalah permukaan es yang mengapung di atas air. Oleh karena itu efek jera juga tidak dapat memberikan solusi efektif. Begitu juga dengan memberikan fasilitas sirkuit balap motor, juga kurang menggugah minat mereka.
Sesungguhnya menjadi pembalap liar hanyalah sebuah pelarian. Menjadi pembalap liar, sesungguhnya sebuah pertanda adanya sebuah kebingungan di dalam diri mereka. Jika benar mereka tidak sedang bingung, berada di rumah tentu akan terasa lebih nyaman. Di sekolah juga akan terasa lebih nyaman. Sekolah dan rumah bisa menjadi wahana untuk mempresentasikan kemampuan dan kelebihan yang dimiliki, baik bidang akademik maupun non akademik. Banyak kesempatan di tempat mereka belajar yang siap mendukung mewujudkan prestasi mereka. Namun, mereka saat ini mereka lebih suka di luar dengan bermacam ketidakpastian
Dari sini kami berpendapat, bahwa penyelesaian terhadap aktivitas balapan liar hendaknya dilakukan dengan pendekatan orang. Orang tua berkewajiban membuat rumah nyaman bagi anak-anaknya. Orang tua mesti memposisikan diri sebagai tempat bersandar bagi anak-anaknya. Orang tua mesti siap menampung air mata anak-anaknya. Orang tua mesti siap memberikan contoh dan teladan bagi anak-anaknya. Orang tua mesti sadar bahwa mereka adalah segalanya bagi anak-anaknya. Orang tua mesti sadar bahwa anak nanti akan menjadi apa, lebih banyak ditentukan oleh sikap orang tua.
Apakah orang tua siap untuk menjadi segalanya, menjadi idaman, menjadi kebanggaan bagi-anak-anaknya. Apakah orang tua siap untuk mengisi kehidupan anak-anaknya. Aturan yang ada di negeri api masih terkesan kaku, masih harus dibenahi di sana-sini dengan pendekatan yang lebih efektif. Pendekatan orang tua untuk menyelesaikan dan mencegah munculnya lagi balapan liar hanyalah salah satu pendekatan yang kini belum maksimal dijalankan. Pendekatan lain sama pentingnya, pendekatan dari semua sisi tentu akan memberikan hasil yang lebih maksimal.
Bila suatu pendekatan dipandang memadai, ada baiknya diwujudkan dalam bentuk aturan, dengan penerapan yang lebih fleksibel. Aturan yang memungkinkan bagi yang menjalankan aturan untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu dan kondisi khusus. Untuk pelaku balapan liar, aturan tidak hanya mengedepankan efek jera, tetapi lebih mengutamakan sentuhan psikis. Untuk orang tua, aturan diarahkan agar orang tua siap menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya. Aturan yang mendorong orang tua membiasakan diri membagi waktu untuk pekerjaan dan anak-anaknya.
Sekilas aturan seperti itu terlalu masuk ke wilayah individu. Namun, perlu diingat bahwa generasi muda adalah aset bangsa, merekalah yang pada saatnya nanti merubah wajah negeri api. Tidak berlebihan kiranya, sedikit memaksa orang tua untuk menjadi orang tua yang ideal bagi anak-anaknya. Untuk itulah dipandang perlu dituangkan dalam bentuk aturan. Tidak lagi berpikir apakah urusan pribadi ataukah urusan keluarga, tetapi lebih memikirkan negeri ke depan seperti apa. Negeri api ke depan akan berwajah seperti apa, tak mungkin kiranya masa bodoh dan membiarkan generasi muda sekarang hidup dalam ketidakpastian.

PEMUKA

Puisi Rino Desanto W.

Pemuka
Bila seperti hari ini
Para pemuka berpelukan
Para pemuka bercengkerama
Para pemuka bersenda gurau
Para pemuka bersantap bersama
Bila senantiasa seperti hari ini
Para pemuka berebut maaf
Para pemuka tidak panas hati
Tak ada lagi benci
Tak ada lagi rasa iri
Andai akur tidak sebatas bibir
Andai akur menyentuh hati
Andai akur setiap hari
Andai tidak ada lagi niat mencubit
Andai tidak ada lagi niat menggigit
Andai tidak ada lagi niat menyabit
Betapa indah warna langit
Betapa sejuk hawa bumi
Betapa elok suasana negeri
Ingin menang itu lumrah
Tetapi mungkinkah semua menang
Ingin di depan itu alami
Tetapi mungkinkah semua di depan
Ingin terpilih itu biasa
Tetapi mungkinkah semua terpilih
Impian anak negeri
Para pemuka senantiasa duduk bersama
Para pemuka saling memahami
Para pemuka mau rendah hati
Para pemuka tidak memisahkan diri
Mau mengalah walau tak kalah
Mau merendah walau tak rendah
Mau sehati membangun negeri
Cita-cita anak negeri
Para pemuka berdiri di muka
Para pemuka menjadi panutan
Para pemuka menjadi teladan
Para pemuka memberi contoh anak negeri
Siapa menang menjunjung
Siapa di depan membimbing
Siapa terpilih merangkul
Harapan anak negeri
Para pemuka senantiasa bertabiat pemuka
Para pemuka senantiasa menjaga muka
Para pemuka tidak bermuka dua
Para pemuka tidak kehilangan muka

KUASA TUHAN

Puisi Rino Desanto W.

Kuasa Tuhan
Siapa bertanya kuasa Tuhan
Kuasa Tuhan tak berhingga
Kuasa Tuhan tak berbatas
Kuasa Tuhan tak bersekat
Siapa bertanya ciptaan Tuhan
Ciptaan Tuhan tak bertepi
Ciptaan Tuhan tak berujung
Ciptaan Tuhan tak bersisi
Siapa bertanya awal mula
Segala awal mula masih rahasia
Segala awal mula akan tetap rahasia
Akal sebatas akal
Pikiran sebatas pikiran
Akal pikiran diciptakan
Mana mungkin menguak rahasia pencipta
Mana mungkin menjangkau rahasia semesta
Siapa mencoba membuka rahasia awal mula
Satu pintu jawaban mungkin akan terbuka
Berlapis-lapis pintu jawaban tak mungkin dibuka
Berlapis-lapis pintu jawaban tetap tak teraba
Awal segala ada seperti apa
Awal segala ada bagaimana bermula
Siapa sanggup mengungkap bentuk awal segala ada
Awal segala ada mengapa mengada
Awal segala ada hendak apa
Siapa sanggup mengungkap tujuan awal segala ada
Segala awal ada
Ada dengan sendirinya
Ada dengan sejuta pertanyaan
Ada dengan sejuta perdebatan
Mana benar mana salah
Segala awal ada bukan ranah manusia
Segala awal ada tak tersentuh budi manusia
Tuhan telah mencipta semua
Tuhan telah menata semua
Manusia hanya melihat sebatas pandang mata
Manusia hanya berpikir sebatas akal manusia
Di balik semua ciptaan
Manusia terus bertanya
Benarkah semua telah tercipta
Benarkah semua ciptaan itu ada
Benarkah semua dicipta untuk manusia
Bila ingin bahagia
Hendaklah menjadi manusia seperti manusia
Hendaklah tahu batas sebagai manusia
Hendaklah mendudukkan diri sebagai manusia
Hingga kini manusia belum selesai bertanya
Hingga kini manusia hanya bisa bertanya

MENYAMAR

Puisi Rino Desanto W.

Menyamar
Sepintas seperti bidadari
Sepintas seperti dewi kayangan
Setelah dipandang sekian waktu
Topeng memanas
Topeng mengelupas
Setelah sekian waktu
Seluruh wajah memerah
Ujung alis berdiri
Gigi-gigi meruncing
Menyamar itu berat
Menyamar itu pelik
Menyamar itu rumit
Menyamar sungguh tak nyaman
Siapa menyamar berusaha waspada
Siapa menyamar diikuti rasa cemas
Siapa menyamar senantiasa was-was
Hari ini menyamar seperti apa
Esok menyamar seperti apa
Akankah selamanya menyamar
Hidup bukan untuk menyamar
Hidup bukan untuk bertopeng
Hidup bukan untuk berkedok
Hidup bukan untuk menyaru
Bila diri belum tegar
Kepanikan masih mengiringi
Kesangsian masih mengikuti
Kekhawatiran masih menyertai
Kebimbangan masih menemani
Beranikah menyingkap topeng sendiri
Beranikah membuka kedok sendiri
Beranikah meninggalkan kepalsuan diri
Siapa menyamar berada dalam keraguan
Siapa menyamar meragukan diri sendiri
Meragukan kemolekan diri
Meragukan kecakapan diri
Meragukan kecukupan diri
Meragukan kelebihan diri
Siapa menyamar menelantarkan diri
Melepaskan kemurnian diri
Menanggalkan keaslian diri
Mencampakkan kesejatian diri
Kian lama menyamar
Kian menyusahkan diri
Kian jauh akan diri sendiri
Kian tak mengenal diri sendiri
Setelah lama menyamar
Benar-benar kehilangan diri